JAKARTA || Ekpos.com – Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jakarta Barat menggelar dialog peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme dan gerakan radikalisme di wilayah Jakarta Barat.
Diskusi ini dibuka oleh Asisten Pemerintahan Kota Adm Jakbar Firmanuddin. Kegiatan berlangsung di ruang Ali Sadikin, Kantor Walikota Administrasi Jakarta Barat yang diikuti 100 orang dari unsur tokoh agama, tokoh masyarakat, Forum RT/RW, FKDM, Jumantik dan LMK.
Dialog ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan bagi tokoh masyarakat terhadap ancaman bahaya terorisme dan radikalisme.
Kepala Suku Badan Kesbangpol Kota Adm Jakarta Barat, Muhammad Matsani mengatakan, kegiatan ini sebagai wujud nyata pemerintah mendorong peran masyarakat untuk aktif mengidentifikasi dan mengantisipasi terjadinya ancaman terorisme dan antisipasi gerakan terorisme dan radikalisme di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat.
“Kota Administrasi Jakarta Barat memiliki karakteristik tersebut berkaitan dengan heterogenitas masyarakat, luas wilayah yang terbatas maupun populasi penduduk yang tinggi sehingga diperlukan pengelolaan dan penanganan secara komprehensif,” ujarnya, Selasa (23/7/2024).
Matsani mengatakan, dengan struktur masyarakat majemuk tersebut, mengakibatkan mudah terjadinya potensi-potensi radikalisme yang berdampak terhadap segala aspek kehidupan masyarakat, khususnya stabilitas politik di DKI Jakarta.
“Oleh karena itu, untuk mencegah radikalisme tersebut, maka Suku Badan Kesatusan Bangsa dan Politik Kota Administrasi Jakarta Barat melakukan langkah-langkah konkrit serta mengakar kepada masyarakat. Salah satu langkah yang mungkin dapat dilakukan dengan mudah dan efektif adalah peningkatan pemahaman tentang bahaya radikalisme yang berdampak terhadap stabilitas politik di wilayah Kota Adm Jakarta Barat,” katanya.
Matsani berharap, peserta dapat memahami dan meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme dan gerakan radikalisme di wilayah Jakarta Barat.
“Peserta dapat menyebarluaskan (mengetuktularkan) kepada masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan tentang peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme dan gerakan radikalisme,” ungkapnya.
Ia menyebut, kesadaran peserta sangat dibutuhkan dalam memahami tumbuhnya peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme dan gerakan radikalisme.
Menurutnya, kegiatan seperti ini tentu menjadi materi untuk lebih meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan dengan menggerakkan pola wajib 1×24 jam.
“Jangan sampai di sekeliling kita tidak tahu siapa yang datang, siapa tetangga, kita nggak tahu bahwa mungkin saja kalau kita tidak peka, kemungkinan-kemungkinan yang jahat ini ada di sekitar kita,” pungkas Matsani.
Kegiatan ini dimoderatori oleh mantan Ketua Koordinatoriat PWI Jakbar, Kornelius Naibaho dengan menghadirkan narasumber yakni Kompol Eki dari Direktorat Pemcegahan Densus 88 Polri, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DKI Jakarta, Taufan Bakri dan eks Narapidana teroris (napiter), Ken Setiawan. (Red).