Protes Tindakan Represif Aparat, Dema-F Ushuluddin Gelar Aksi “Payung Merah Hitam”

DEMA FU UIN Bandung menggelar aksi Payung” sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan dan matinyademokrasi/dok dema

Bandung, Ekpos.com

Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Ushuluddin. UIN SGD Bandung  menggelar aksi payung pada kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Fakultas Ushuluddin, Kamis (29/8/2024). Aksi ini bukan sekadar aksi simbolis.Namun, menjadi bentuk pernyataan sikap tegas terhadap tindakan represif yang dilakukan aparat pada massa aksi yang menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada.Melalui aksi ini, Dema ingin menegaskan pentingnya peran mahasiswa sebagai garda terdepan dalam menjaga demokrasi dan hak asasi manusia.Aksi payung yang dilaksanakan di tengah rangkaian PBAK ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk mahasiswa baru yang menjadi peserta utama dalam kegiatan tersebut.Dema Fakultas Ushuluddin memilih payung sebagai simbol perlindungan dan perlawanan. Perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan ketidakadilan, serta perlawanan terhadapsegala tindakan yang mengancam hak-hak dasar rakyat. Melalui aksi ini, Dema ingin menyampaikan pesan bahwa mahasiswa tidak boleh diam ketika hak-hak mereka dan rakyat secara umum terancam.Ketua Umum Dema Fakultas Ushuluddin, Sakti Budimansyah menyampaikan bahwa tindakan represif yang dilakukan aparat terhadap massa aksi RUU Pilkada merupakan bentuk nyata dari pembungkaman demokrasi.Sebab itu, Dema memilih aksi payung dengan menggunakan payung berwarna hitam sebagai simbol duka cita dan warna merah sebagai

simbol perlawanan.“Ya Dema FU mengecam segala bentuk represifitas aparat kepada masa aksi kemarin yah, dengan payung warna hitam ini sebagai simbol duka cita dan (payung) warna merah sebagai simbol perlawanan kami terhadap segala bentuk ketidakadilan,” tegasnya.

Ia juga mengajak seluruh mahasiswa, terutama mahasiswa baru, untuk terus berpikir kritis dan tidak takut menyuarakan kebenaran. Mahasiswa baru yang hadir dalam PBAK ini diharapkan dapat mengambil pelajaran penting dari aksi payung yang dilakukan oleh Dema Fakultas Ushuluddin. “PBAK bukan hanya tentang mengenal lingkungan kampus, tapi juga mengenal peran dan tanggung jawab sebagai mahasiswa. Kami ingin mahasiswa baru sadar bahwa mereka adalah bagian dariagen perubahan, dan suara mereka sangat berarti dalam memperjuangkan keadilan,” ujar salah satu panitia PBAK.

Selain itu, Dema Fakultas Ushuluddin juga menekankan pentingnya melawan segala bentuk represifitas dengan cara yang damai namun tegas. Aksi payung ini adalah contoh nyata bagaimana mahasiswa dapat menyuarakan ketidaksetujuan mereka tanpa harus terlibat dalam kekerasan. “Kami memilih payung sebagai simbol karena payung melindungi, dan kami ingin melindungi hak-hak kami serta hak-hak rakyat yang seringkali diabaikan,” jelas seorang anggota Dema.

Aksi ini ditutup dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan para pejuang keadilan yang seringkali menghadapi berbagai ancaman. Dema Fakultas Ushuluddin berjanji akan terus konsisten dalam mengawal isu-isu demokrasi dan hak asasi manusia, serta mengajak seluruh mahasiswa untuk tidak lengah dalam menjaga nilai-nilai tersebut. Aksi payung ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kritis di kalangan mahasiswa baru. Sebagai generasi penerus, mahasiswa dituntut untuk selalu waspada terhadap segala bentuk ketidakadilan dan penindasan yang terjadi di masyarakat. “Kita ingin menunjukkan kepada mahasiswa baru bahwa inilah Ushuluddin dengan pemikiran kritisnya, ya semoga dapat membiasakan mereka untuk berpikir kritis juga nantinya,” tutup Ketua Dema.*** Alfatih

 

 

 

 

 

Total
0
Shares
Previous Article

Tokocrypto Hadirkan Fitur Earn dan TKO Megadrop untuk Maksimalkan Keuntungan Investasi Kripto

Next Article

Kolaborasi TNI, US Army dan ADF dalam Latihan Jihandak

Related Posts