Menggali Lebih Dalam Strategi Sukses Dunia Media Digital. Maxy Academy Hadirkan Ferry Bayu, Sang Visioner di Balik Vritimes

MAXY Academy menggelar talkshow Maxy Talk pada 31 Oktober 2024 dengan tema Mastering Media Outreach bersama Ferry Bayu, CEO dan Co-Founder Vritimes

Surabaya, 1 November 2024 — Seperti kata pepatah, ‘Kesuksesan adalah hasil dari persiapan, kerja keras, dan belajar dari kegagalan.’ Inilah yang dibuktikan oleh Ferry Bayu, CEO dan Co-Founder Vritimes, yang berbagi kisah inspiratif dan strateginya dalam membangun media outreach padadiskusi eksklusif bertajuk “Mastering Media Outreach” dalam seri webinar Maxy Talk. Acara yang diselenggarakan pada Kamis, 31 Oktober 2024 ini menghadirkan Ferry Bayu, sebagai pembicara utama yang dipandu langsung oleh Isaac Munandar, CEO dan Co-Founder Maxy Academy.

Webinar yang berlangsung selama satu jam ini mengupas perjalanan inspiratif Ferry Bayu dalam membangun perusahaan media Vritimes, yang kini dikenal luas di kalangan startup dan perusahaan besar Indonesia sebagai penyedia solusi distribusi press release yang efisien. Dalam sesi tersebut, Ferry berbagi pengalaman bagaimana ia menavigasi tantangan di dunia profesional, yang penuh persaingan (red ocean), hingga akhirnya berhasil menonjol di ranah digital yang lebih inovatif (blue ocean).

Perjalanan Penuh Perjuangan Menuju Kesuksesan

Dalam pembukaannya, Ferry memulai kariernya dengan latar belakang yang jauh dari dunia media. Ia lulus dari Universitas Pelita Harapan (UPH) dengan jurusan Manajemen pada tahun 2006 dengan IPK 2,69, sebuah angka yang menurutnya “tidak menonjol”. Namun, nilai akademis yang standar ini tidak memadamkan semangatnya untuk berkembang.

Karir pertamanya dimulai di bidang ekspor di perusahaan Surya Aditya Fortuna, di mana ia bekerja selama tiga tahun dan berhasil dipromosikan menjadi asisten manajer ekspor. Tidak puas dengan hanya bekerja di bidang yang stagnan, Ferry beralih menjadi seorang wirausahawan dan mendirikan usaha peternakan ayam kampung. Ia berusaha menembus pasar modern dengan menjual produk langsung ke ritel besar. Meski sempat mendapat klien, tantangan logistik dan biaya yang tinggi memaksanya menutup usaha tersebut. Setelah menghadapi kegagalan dan belajar dari pengalaman, Ferry melanjutkan usaha keluarga di bidang logistik dan manajemen impor. Namun, ia merasa bisnis ini penuh persaingan (red ocean) dan ingin beralih ke sektor dengan potensi inovasi yang lebih besar (blue ocean). Ia mulai menjajaki dunia teknologi dan media, meskipun saat itu ia tidak memiliki pengalaman di bidang tersebut.

Ferry menekankan pentingnya memiliki keinginan kuat untuk terus belajar, bahkan jika harus memulai dari nol. Ia mengungkapkan, “Di Vritimes, kami menyediakan layanan distribusi press release yang mempermudah perusahaan dalam menjangkau jurnalis, suatu inovasi yang lahir dari pemahaman saya akan kebutuhan dan celah di pasar.”

Mengatasi Tantangan Mental dan Membangun Koneksi

Topik seputar ketahanan mental dan bagaimana mengelola stres dalam membangun karier juga menjadi sorotan. Ferry berbagi bahwa ia, seperti banyak profesional lainnya, pernah menghadapi tekanan besar. “Kuncinya adalah tidak menyerah dan fokus pada pengembangan diri. Jangan jadikan pendapat negatif sebagai penghalang; gunakan itu sebagai motivasi untuk maju,” ujarnya.

Selain itu, Ferry memberikan tips praktis bagi para peserta yang ingin memperkuat jaringan profesional mereka. “Networking adalah investasi. Datanglah ke acara-acara terkait industri, kenali orang-orang di bidang yang relevan, dan jangan takut memulai percakapan,” imbuhnya. Menariknya, Ferry mengakui bahwa meskipun ia seorang introvert, upaya untuk memperluas jejaring sosial telah membuka banyak peluang baru.

Dari Profesional Hingga Mahasiswa: Pentingnya Resiliensi dan Keberanian Melangkah

Isaac Munandar, yang turut mengarahkan jalannya diskusi, menyoroti relevansi topik yang dibahas untuk generasi muda. “Cerita Ferry adalah contoh nyata bahwa perjalanan karier penuh liku dan usaha yang konsisten akan membuahkan hasil. Ini adalah pelajaran berharga tentang resiliensi, yang sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini,” kata Isaac.

Sesi tanya jawab interaktif juga menghidupkan diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan tentang cara efektif melakukan follow up setelah wawancara kerja, pentingnya membangun portofolio menulis, dan strategi networking bagi individu introvert. Ferry menjelaskan pentingnya menunjukkan inisiatif dengan mengirimkan follow up melalui email yang memberikan nilai tambah, seperti insight dan saran setelah sesi wawancara.

Penutup yang Memotivasi

Acara Maxy Talk ini ditutup dengan ajakan dari Isaac agar para peserta terus membangun keterampilan dan semangat pantang menyerah. “Setiap kegagalan adalah pembelajaran yang memperkuat kita,” tegas Isaac.

Ferry Bayu pun menyampaikan pesannya, “Jangan pernah berhenti belajar dan tetap beradaptasi. Kita tidak tahu kapan kesuksesan akan datang, tapi jika kita terus berusaha, kita akan mendekatinya.”

Webinar ini meninggalkan kesan mendalam bagi ratusan peserta, baik profesional maupun mahasiswa, yang kini lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja. Maxy Academy berkomitmen untuk terus menghadirkan sesi-sesi inspiratif serupa demi memupuk generasi yang tidak hanya berpengetahuan luas, tetapi juga tangguh dalam mengatasi tantangan.

Tentang Maxy Academy

Maxy Academy adalah lembaga pendidikan teknologi yang berfokus pada pengembangan AI dan blockchain. Maxy Academy bertujuan menciptakan ekosistem pembelajaran Digital Skills dan Entrepreneurship yang memungkinkan mahasiswa untuk sertifikasi upskilling dan penempatan magang.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Total
0
Shares
Previous Article

Rasakan Keajaiban Ballet “The Nutcracker” di Jakarta – Kesempatan Terakhir untuk Beli Tiket!

Next Article

TPFX Raih Penghargaan TOP ACHIEVER AWARDS 2024

Related Posts