Bandung, EKpos.com – Pengadilan Negeri Bandung Kelas IA Khusus kembali menggelar sidang kasus penggelapan dengan terdakwa MT pada Kamis, 9 Desember 2025.
Dalam sidang ini, Tjindriawaty Halim, Komisaris PT Sinar Runnerindo, dihadirkan sebagai saksi untuk memberikan keterangan terkait cek-cek yang diduga tidak memiliki dana.
Tjindriawaty, yang juga istri pelapor The Siauw Thjiu dan sepupu terdakwa, menjelaskan bahwa beberapa cek yang diterbitkan oleh MT selalu ditolak oleh bank karena dana kosong. “Cek-cek itu tidak pernah berhasil dicairkan karena kami sudah tahu tidak ada dana di dalamnya,” ujarnya.
Namun, pernyataan ini mendapat sanggahan dari kuasa hukum terdakwa yang dipimpin oleh Dr. Yopi Gunawan, S.H., M.H., M.M. “Bagaimana saksi memastikan cek tersebut kosong tanpa mencairkannya terlebih dahulu? Apakah pihak bank memberikan informasi terkait isi rekening kepada saksi?” tanya Dr. Yopi dalam persidangan.
Selain itu, Tjindriawaty mengungkapkan bahwa cek-cek dengan total nilai Rp100,1 miliar telah dicairkan ke rekeningnya. Nominal tersebut, menurutnya, sesuai dengan total dana yang ditransfer melalui PT Sinar Runnerindo ke rekening terdakwa.
Namun, kuasa hukum terdakwa mengklaim bahwa terdapat selisih dalam pencairan dana tersebut. “Ada kelebihan pencairan sekitar Rp1 miliar lebih yang dilakukan saksi dibandingkan dengan dana yang ditransfer ke terdakwa. Ini akan menjadi poin penting dalam pledoi kami,” ujar Dr. Yopi.
Dalam persidangan, saksi juga mengaku bahwa transaksi pengiriman dana dilakukan atas arahan suaminya. “Kadang melalui rekening saya, kadang rekening perusahaan, atau rekening suami saya,” ungkap Tjindriawaty.
Sementara itu, Budiman Halim, saksi yang dihadirkan pada sidang sebelumnya, mengungkapkan bahwa beberapa transaksi dalam PT Sinar Runnerindo diduga bersifat fiktif.
“Transaksi itu hanya untuk meningkatkan omzet perusahaan agar mendapatkan pinjaman bank,” ujarnya.
Kuasa hukum terdakwa juga menyoroti adanya ketidakkonsistenan keterangan saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan di persidangan. Dalam BAP, saksi disebut mengetahui semua proses, namun di persidangan ia mengaku tidak ingat atau lupa.
“Banyak keterangan saksi yang berubah – ubah, termasuk soal akta penegasan pernyataan yang dalam BAP disebut diketahui saksi, namun di persidangan ia mengaku tidak mengetahuinya. Ini menimbulkan keraguan terhadap keabsahan kesaksiannya,” ujar Randy, anggota tim kuasa hukum.
Sidang akan dilanjutkan dua pekan mendatang untuk mendengarkan saksi lainnya. Tim kuasa hukum optimistis membuktikan bahwa tidak ada unsur pidana dalam kasus ini.