Oleh : A.Rusdiana
Artinya: Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban bulan menyiram, dan Ramadhan bulan memanen. Setiap orang akan memanen atas apa yang ia tanam. Barangsiapa yang menyia-nyiakan tanaman akan merugi di waktu panen.
Menyimak sabda Nabi diatas,maka dari itu, di penghujung bulan Sya’ban ini marilah kita tetap istikamah berbuat baik, artinya selalu menyiram dan merawat amalan-amalan yang sudah kita rawat sejak awal Sya’ban, bahkan kita tanam sejak Rajab. Meski berada di penghujung bulan Sya’ban, akan tetapi bulan tersebut masih memiliki banyak keutamaan, sehingga masih ada kesempatan bagi kita untuk memperbanyak amal kebaikan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan terus memperbanyak amalan baik hingga Ramadhan tiba.
Untuk tetap meningkatkan ibadah dan menjaga kualitas amalan baik kita di akhir Sya’ban, kita bisa melakukan beberapa amalan yang ringan, tetapi besar pahalanya:
Pertama: Memperbanyak dzikir dan istighfar, memohon ampun kepada Allah agar kita memasuki bulan Ramadhan dengan hati yang bersih dan jiwa yang suci.ا
Artinya: Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin (QS An-Nisa: 103).
2. Menjaga dan meningkatkan kualitas shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah seperti hajat, tahajud, dhuha dan sebagainya. Dalam ajaran islam, umat muslim dapat melakukan salah satu sholat sunnah tahajud yang telah ditegaskan dalam Al-Quran surah Al-Isra ayat 79 yang berbunyi:
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
Artinya: “Dan pada sebagian malam hari sembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’ : 79)
Adapun, dalam sebuah riwayat hadits yang dikemukakan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Bahwasanya Rasulullah saw ditanya orang, “Sholat manakah yang paling utama setelah salat yang diwajibkan (salat lima waktu)?” Rasulullah saw menjawab, “Sholat tahajud.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Ketiga: Memperbanyak membaca dan merenungkan Al-Qur’an Bulan Sya’ban bisa menjadi awal yang baik untuk meningkatkan interaksi kita dengan Al-Qur’an agar terbiasa membacanya saat Ramadhan. Membaca Al-Qur’an sendiri termasuk ibadah paling utama di antara ibadah-ibadah yang lain, sebagaimana yang diriwayatkan oleh an-Nu‘man ibn Basyir
Keempat: Bersedekah dan membantu sesama; Memberikan bantuan kepada yang membutuhkan akan mendatangkan keberkahan dan melatih kedermawanan kita sebelum Ramadhan. Allah swt ۗ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum datang hari (Kiamat) yang tidak ada (lagi) jual beli padanya (hari itu), tidak ada juga persahabatan yang akrab, dan tidak ada pula syafaat. Orang-orang kafir itulah orang-orang zalim (QS Al Baqarah ayat 254).
Kelima: Menyambung silaturahmi memperbaiki hubungan dengan keluarga, sahabat, dan tetangga agar hati kita bersih saat memasuki Ramadhan. Rasulullah saw bersabda:
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw ia bersabda, ‘siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahim dengan kerabatnya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam (HR Bukhari dan Muslim).
Di akhir bulan Sya’ban ini, marilah kita memperbanyak amalan baik agar kita memasuki Ramadhan dalam kondisi terbaik. Jangan sampai kita lalai dalam kebaikan sehingga kehilangan momentum untuk meningkatkan ibadah di bulan suci tersebut.
Marilah kita manfaatkan akhir bulan Sya’ban ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita lalai sehingga masuk Ramadhan tanpa bekal. Semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan dalam keadaan sehat, beriman, dan bertaqwa.
*Artikel merupakan esensi Khutbah Jumat,21 Februari 2025
*Penulis adalah pembina YPI Al-Misbah Kota Bandung- YPI Tresna Bhakti Kabupaten Ciamis, Gubes, dosen dan Tutor Manajemen pendidikan.