Damai Hari Lubis (Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum & Politik)
JAKARTA || Ekpos.com – Amangkurat yang terakhir adalah Amangkurat V, juga dikenal sebagai Sunan Kuning. Ia merupakan cucu dari Amangkurat III dan naik takhta pada tahun 1742 sebagai hasil dari pemberontakan *_yang dipimpin oleh koalisi Jawa-Tionghoa melawan Pakubuwana II._*
Sebaliknya, realitas geopolitik (peta politiknya) Jokowi akan dijauhi oleh orang-orang dekatnya semua akan merapat kepada Prabowo termasuk Bahlil sekalipun yang nampak _over_ hormat kepada Gibran.
Selain Jokowi sudah sakit-sakitan dan Gibran nyata ada di posisi RI 2 sebagai lambang sosok Jokowi ternyata di mata publik tersungkur “tidak laku”, oleh Prabowo, sudah mulai dipandang sebelah mata, bahkan setiap hari Gibran dan Jkw dihina kan oleh publik di banyak medsos.
Selain Gibran pendidikannya hanya setara SLA, namun pernah seolah-olah S1 dan S2 (ini tentu riwayat memalukan).
Ibarat kue, Jokowi sudah basi gak laku dijual. Jokowi sudah habis gula gulanya, yang nampak tubuhnya hanya luka luka tersayat oleh jari jemarinya sendiri, karena alergi gatal gatal entah jenis bakteri apa, publik tidak mengetahuinya secara jelas.
Hanya seolah-olah digambarkan oleh para netizen Jkw mengidap penyakit kutukan atau mirip penyakit Kemal attaturk?
Lalu, andai benar apakah makna dirinya melukai tubuhnya sendiri sebagai pembalasan atas dosa-dosanya yang sering mendustai bangsa ini atau adakah hubungannya dengan para arwah 894 anggota KPPS dan para korban KM 50 yang seakan membayangi, karena terjadi saat rezim yang dia pimpin (overshadowing factors?).
Atau kah ada dosa besar masa lalu Jokowi yang katanya masa kecilnya bernama Mulyono?
Entahlah Jokowi memang kontroversial, baik ijazahnya, asal usul keluarganya semua mengandung misteri, sehingga butuh pembuktian hukum serta kepastian hukum.
Sehingga jika benar Jokowi punya mimpi menjadi seolah menduplikasi Pelanjut Amangkurat V, tentunya didepan mata prediktif bakal gagal total? ***