BANDUNG, BEDAnews.com — Investasi di pasar modal menjadi salah satu kegiatan yang semakin digemari oleh masyarakat belakangan ini. Seiring tahun berganti, minat masyarakat untuk menekuni transaksi emiten efek di pasar saham ikut bertumbuh tinggi. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dalam kurun waktu kurang dari lima tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah investor di pasar modal hingga mencapai lebih dari 500%. Hingga Juli 2020, terdapat 3.022.366 single investor identification (SID), meningkat dari 548.384 per 2015.
Tren positif pertumbuhan minat investasi di level nasional ini juga terjadi di Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu indikator ekonomi. Hingga Oktober 2020, jumlah investor di Jabar mencapai 233.143 SID. Jika dibandingkan dengan 49.426 investor pada 2013, pertumbuhan SID di Jabar hampir menyentuh angka 500%. Sepanjang awal tahun hingga Oktober 2020, pertumbuhan investor mencapai 56.038 atau 31,64% dengan nilai transaksi yang juga tumbuh hingga di atas 100% dalam satu tahun terakhir dari Rp93,2 triliun menjadi Rp202,7 triliun.
Semakin menggeliatnya hiruk-pikuk transaksi efek di pasar modal ini menunjukkan terbukanya ruang usaha baru yang juga mendukung langkah penetrasi literasi dan inklusi keuangan pasar modal di tanah air. Merespon situasi ini, bank bjb melangkah cepat dengan melakukan aksi korporasi untuk memperkuat lini usaha mereka, khususnya di sektor transaksi efek.
Beriringan dengan geliat pasar modal yang kiah membahana, bank bjb resmi mendirikan perusahaan efek daerah (PED) pertama di Indonesia bernama bjb Sekuritas. Rencana dan persiapan pembentukan PED sekuritas yang telah digodok selama beberapa tahun belakangan ini akhirnya mendarat dengan diiringi optimisme menjelang penutupan tahun 2020. Kepastian pendirian bjb Sekuritas ini diperoleh setelah bank bjb menerbitkan akta pendirian PT BJB Sekuritas Jawa Barat. Perseroan terbatas tersebut akan menjadi anak perusahaan bank bjb yang menaungi pengelolaan PED di Jawa Barat ini.
Lembar akta pendirian bjb Sekuritas diteken oleh Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi, Direktur Komersial dan UMKM Nancy Adistyasari, Direktur Utama Dana Pensiun bank bjb Sofi Suryasnia, Direktur Dana Pensiun Totong Setiawan, Ketua Umum Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) bank bjb Toto Susanto, dan Sekretaris YKP Ucu Supriyatna.
Yuddy Renaldi mengatakan pembentukan PED bjb Sekuritas ini merupakan tonggak baru dalam perkembangan bisnis perseroan. Pelebaran sayap usaha ini dilakukan untuk menyerap potensi angka pertumbuhan minat berinvestasi saham khususnya di Jawa Barat yang semakin hari kian memperlihatkan antusiasme yang luar biasa.
“bank bjb siap memfasilitasi aktivitas transaksi efek bagi masyarakat khususnya di Jawa Barat melalui kehadiran bjb Sekuritas. Aksi korporasi ini tentu saja didasari atas pertimbangan dan rencana yang sangat matang dengan memperhatikan geliat perkembangan transaksi efek dan peluang perluasan pemasaran yang tersedia. Lewat bjb Sekuritas, bank bjb juga hendak berkontribusi lebih nyata dalam mendongkrak literasi dan inklusi keuangan pasar modal yang bermuara pada tujuan optimalisasi potensi ekonomi melalui fasilitas pasar modal,” kata Yuddy.
Langkah aksi korporasi ini menggenapi terobosan yang telah dilakukan bank bjb di sektor pemasaran efek hingga sejauh ini. Sebelumnya, bank bjb juga tercatat sebagai bank pembangunan daerah pertama yang ditunjuk sebagai administrator Rekening Dana Nasabah (RDN) oleh KSEI.
Langkah pembukaan perusahaan transaksi efek ini terbilang tepat mengingat momentum iklim arus investasi yang semakin menunjukkan geliatnya di berbagai daerah, tak terkecuali di Jabar. Selain pertumbuhan investor hampir 500% dalam kurun 2013-2020 dan peningkatan nilai transaksi hingga di atas 100%, secara gradual persentase pertumbuhan investor di Jabar selalu berada di level dua digit.
Beriringan dengan itu, bank bjb semakin memiliki ruang menawarkan produk investasi pasar modal kepada khalayak luas, termasuk untuk berinvestasi pada saham perseroan yang berkode BJBR milik perseroan. Prospek keuntungan berinvestasi di saham BJBR milik bank bjb juga terbilang meyakinkan. Berdasarkan hitung-hitungan simulasi, hasil menabung saham BJBR selama periode Januari-November 2020 menghasilkan keuntungan sebesar 23% bagi para investor. Jumlah keuntungan ini akan semakin meningkat seiring dengan kinerja perusahaan yang bertumbuh semakin positif.
Dari segi kinerja, bank bjb juga sanggup mencatatkan tren positif di tengah kondisi yang teramat menantang bagi pelaku industri keuangan nasional. Hingga Triwulan III 2020, bank bjb secara konsolidasi berhasil memperoleh laba bersih Rp1,2 triliun selama atau tumbuh sebesar 5,9% year on year (yoy). Total nilai aset bank bjb juga tumbuh 19,4% yoy yang diikuti pertumbuhan kredit sebesar 8,7% yoy dengan nilai total Rp94,6 triliun.
Setelah efektif beroperasi, bjb Sekuritas nantinya akan melayani kegiatan penawaran investasi, pembukaan rekening efek, administrasi rekening efek, keagenan & transaksi obligasi, transaksi bursa dan kegiatan lain sesuai dengan persetujuan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan keunggulan lebih cepat, dekat, dan mudah.
Sebagai salah satu tahap awal, bank bjb telah telah menyiapkan strategi untuk bekerja sama dengan universitas dan menjaring investor dari kalangan aparatur sipil negara (ASN). Beriringan dengan itu, bank bjb juga terus bergerak proaktif melakukan upaya-upaya literasi dan inklusi pasar modal secara berkesinambungan.
Saat ini perseroan telah menyiapkan infrastruktur serta manajemen pengelola bjb sekuritas, sambil menunggu tinjauan persetujuan dari OJK. Adapun modal awal yang disuntikkan kepada bjb Sekuritas mencapai Rp9,5 miliar.
Keberadaan PED pertama di Indonesia ini juga diharapkan bakal memberikan kontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta menekan praktik investasi bodong di tataran masyarakat. bank bjb memastikan bakal menjangkau calon investor dalam area seluas mungkin guna mengakomodasi kepentingan seluruh kelompok masyarakat untuk memanfaatkan pasar modal dan menjadi investor. ***