BANDUNG, BEDAnews.com – Kepala Seksi Kurikulum SMP Disdik Kota Bandung, Bambang Ariyanto mengaku sudah menyiapkannya sejak Desember 2020 terkait persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), dengan menggulirkan daftar periksa kepada seluruh sekolah melalui laman dapodik.
“Semuanya sudah mengisi daftar periksa dan kami sudah mengecek, hampir sebagian banyak sekolah-sekolah di Kota Bandung dalam keadaan siap melaksanakan PTM, tapi tetap menunggu kebijakan Pemerintah,” kata Bambang saat Bandung Menjawab, di Balai Kota Bandung, Selasa (9/3/2021).
Bambang mengaku, telah menyusun skenario untuk para siswa yang akan memulai PTM, selain dari kesepakatan antara Sekolah, Komite Sekolah, Orang Tua, dan Siswa.
“Kita siapkan tiga skenario, pertama 10-25 persen maksimal untuk masa uji coba atau masa simulasi berlangsung kurang lebih satu sampai empat minggu,” katanya.
“Selanjutnya masa transisi, jika sudah dianggap aman dalam 2 bulan kita menyiapkan maksimal 50 persen siswa boleh ke sekolah, yang lainnya di rumah. Jadi kita menerapkan metode blended learning, ada campuran antara daring dan PTM,” ucapnya.
“Kemudian setelah itu, baru Adaptasi kebiasaan baru 50-100 persen itu pun pertimbangannya tergantung penyebaran Covid-19 di tiap wilayah di Kota Bandung, dengan konsultasi ke Satgas Covid-19,” lanjutnya.
Bambang pun menilai idealnya KBM memang harus dilakukan dengan tatap muka karena terjadi interaksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Siswa pun bisa langsung konsultasi dengan gurunya, atau menyampaikan ide serta gagasan yang kritis.
“Harusnya masa-masa jam 7 sampai jam 12 itu anak belajar mengeksplorasi pengetahuan dan keterampilan, tapi kemudian ketika ruang dan waktu seperti itu tidak ada yang melihat, maka saya katakan terjadi lost cognisi,” katanya.
Terkait kesiapan sekolah, Bambang pun mengatakan pihak sekolah bisa memanfaatkan dana BOS untuk mempersiapkan sarana dan prasarana, terutama dalam pengadaan standar protokol kesehatan.
Selain itu, Satgas khusus di sekolah juga akan disiapkan seperti satgas pembelajaran, satgas pengamanan, dan protokol kesehatan itu semua sudah disiapkan, hingga pengaturan jadwal masuk dan pulang yang tidak berbarengan.
“Begitu masuk itu akan disosialisasikan ke sekolah, agar tidak terjadi kerumunan, seperti jalur masuk dan keluar, tanda silang di serambi, jaga jarak para siswanya,” katanya. (Ricard)