BANDUNG – Ekpos.Com >> Wali Kota Bandung Oded M Danial mengucapkan rasa syukur atas diraihnya penghargaan terbaik 1 Kabupaten/Kota Terbaik untuk Kota IHK (Indeks Harga Konsumen) Dalam Pengendalian Inflasi (Pinunjul) dan Terbaik 2 Kategori Pemda Terbaik dalam Digitalisasi Ekonomi Daerah, Apresiasi Jawara Ekonomi Digital (Ajeg).
Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat, Herwanto kepada Wali Kota Bandung, Oded M. Danial di Balai Kota Bandung, Selasa (24/8/2021).
“Alhamdulillah Kota Bandung kembali meraih prestasi. Hal ini menunjukan kinerja yang maksimal dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait,” ucapnya usai nenerima penghargaan di Balai Kota Bandung.
“Caranya berkolaborasi dengan pemerintah pusat. Kita juga terus berkordinasi dengan Pemprov untuk menghadirkan sinergisitas. Di bawah bimbingan BI ini kami selalu dipandu,” imbuhnya.
Menurut Oded pengendalian inflasi tidak hanya fokus terhadap harga-harga, tetapi diarahkan juga agar daya beli masyarakat terjaga dan para produsen bisa bergerak.
“Untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah pusat telah menyalurkan berbagai skema dan perlindungan sosial. Mulai dari PKH, Bantuan Sosial Tunai, BLT Dana Desa hingga Bansos,” tuturnya.
Dengan berbagai skema bantuan itu, Oded berharap mampu meningkatkan konsumsi rumah tanggga, menaikan kembali ‘demand’ dan akhirnya ‘supply’.
“Kota Bandung telah memiliki tim TPID yang berfungsi untuk menjamin stabilitas harga barang terutama kebutuhan pokok sekaligus menjaga inflasi diangka proporsional,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat, Herwanto mengatakan, pada triwulan ll telah terjadi pertumbuhan ekonomi positif yang patut disyukuri. Agar triwulan lainnya tumbuh positf, perlu dijaga momentum perbaikan ekonomi.
Terdapat 8 rekomendasi kebijakan seperti, pertahankan ‘dynamic balancing’ khususnya dalam penanganan pandemi covid-19. Kedua yaitu penurunan mobilitas sebagai konsekuensi PPKM berdampak pada daya dorong konsumsi masyarakat dan dapat menahan laju pertumbuhan ekonomi.
“Transmisi belanja masyarakat menengah atas tidak boleh terhambat juga pemenuhan kebutuhan lifestyle (cafe, wisata dan leisure) tidak boleh terhenti terlalu lama,” katanya.
Tak hanya itu, menurutnya, perlu menjaga momentum peningkatan ekspor dan memberikan pelonggaran pada sektor esensial. Khususnya industri yang berorientasi ekspor agar dapat mengoptimalkan kapasitas produksi melalui peningkatan persentase WFO.
“Mempersiapkan penguatan industri dan penghasilan pekerja jangka menengah panjang,” bebernya.