Pengamat Politik: Reshuffle Penting Untuk Janji Jokowi

Jakarta – ekpos.com – Direktur Eksekutif Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas mengatakan, reshuffle kabinet itu paling lama 22 Desember ini, berdasarkan hitungan dan analisa situasi serta dinamika politik di luar dan dalam Istana dan tentu dengan informasi yang berkembang sangat cepat ini.

“Sebaiknya Presiden Jokowi segera melakukan reshuffle terhadap para pembantunya yang tidak serius dan jauh dari mampu mengimbangi kerja Jokowi,” ujarnya, Minggu (28/11).

Beberapa posisi Menteri sebaiknya diisi oleh yang benar-benar profesional. Jangan sampai karena kedekatannya dan didorong oleh tokoh partai politik, sehingga diangkat menjadi Menteri.

“Misalnya seperti Menteri ESDM, Arifin Tasrif yang tidak ada kebijakan atau kerja yang mendukung visi Jokowi, yang terlihat Jokowi dan Luhut saja yang “melapisi” kerja menteri ini, Menteri ATR/BPN, Syofyan Jalil yang tidak mampu cuma “membersihkan birokrasi hitam” dalan tubuh lembaganya, dan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita juga begitu yang terlalu halal pula sampai buat Peraturan Menteri Perindustrian no 17/2020, sekarang mendorong pula insentif fiskal industri halal, walau haram dan halal itu hukum dalam agama tapi jangan dikanalisasi begitu karena Negara ini Bhinneka Tunggal Ika, saya berpendapat menteri – menteri tersebut jangan membuat sesuatu yang menjadi dosa sejarah pada masa akan datang, sehingga diharapkan diganti oleh orang-orang yang memang profesional dan memahami kerja sebagai menteri,” ujar lulusan pascasarjana Politik UI ini.

Presiden Jokowi dapat mempertimbangkan seperti Ketua Umum Kamar Dagang dan Indonesia, Arsjad Rasjid, ada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok serta Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto yang bisa bekerja dan mampu maksimal untuk 3 tahun ke depan, jika untuk posisi menterinya, mungkin Presiden Jokowi lebih paham.

Jokowi sebaiknya memanfaatkan sisa tiga tahun kepemimpinan untuk tiga tahun kedepan dengan memaksimalkan kinerja dari para pembantunya.

Selain itu, janji Jokowi untuk menjadikan aktifis 98 sebagai pembantu Presiden dalam kabinet harus di tepati bisa Menteri atau Wamen mungkin juga Jubir Presiden. Tokoh 98 itu kan tidak banyak, ada Adian Napitupulu, Wahab Talaohu, Eli Salamo serta Sayed Junaidi Rizaldi atau Pakcik, masing – masing punya talenta yang tidak perlu diragukan oleh Jokowi. Sepanjang sepengetahuan saya, kawan – kawan 98 ini masih solid mendukung Jokowi, dan mereka sangat baik membangun komunikasi dengan berbagai kalangan.

Sehingga diharapkan akan sangat membantu Presiden Jokowi dalam tugas sehari – hari. Waktu cuma 3 tahun lagi janji Jokowi yang terikrar pada acara Rembuk Nasional.

“Aktifis 98 pada tanggal 7 Juli 2018 belum juga di realisasikan, ini menjadi agenda penting untuk menjadi legacy seorang Jokowi,” tegas Fernando. (Red).

Total
0
Shares
Previous Article

Ziarah dan Do'a Bersama Timur Kiemas untuk Leluhur

Next Article

PB Majelis Mubalighin Dukung LaNyalla Jadi Presiden

Related Posts