BANDUNG- Ekpos.com
Ketua Umum MUI Kota Bandung Prof.Dr.KH.Miftah Faridl mengungkap secara tuntas tentang konsep moderasi Beragama kepada mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN SGD Bandung.
Menurutnya Indonesia sebagai negara beragam budaya, etnis dan agama.punya potensi tinggi timbulnya konflik ditengah masyarakat. Untuk menangkal gesekan dan konflik sosial dan keagamaan.Diperlukan moderasi bergama agar tercipta kehidupan berbangsa dan bernegara yang akrab, damai dan aman.
”Moderasi beragama sangat urgen dalam rangka menciptakan keakraban dan kedamian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.” Kata Miftah saat menjadi pembicara virtual dalam kegiatan, Webinar Moderasi Beragama” Menjadi Mahasiswa Ummatan Washatan di Era Digital” Fakultas Sains dan Teknologi, UIN SGD Bandung, Sabtu, 19/03/2022.
Dikatakan Ia,dalam memahami moderasi beragama jangan salah kaprah. Moderasi beragama bukan berarti membenarkan agama orang lain.Tetapi kita tetap bersikap moderat dan toleran terhadap perbedaan satu sama lain. Begitu, juga tidak memaksakan keyakinan orang lain tetapi kita menghormati keyakinan mereka.
“Moderasi beragama bukan berarti kita mengikuti agama lain dan bukan juga kita memaksakan orang lain untuk mengikuti agama kita. Dalam A-Qur’an tegas menyatakan tidak ada paksaan dalam agama dan kewajiban manusia hanya untuk menyampaikan. Adanya hidayah terhadap orang lain, itu urusan Allah SWT. Sehingga tugas kita untuk menjaga keakraban ini tanpa melanggar aqidah,” Katanya.
Miftah mengingatkan kepada para mahasiswa agar menjadi agen moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat. Sembari memberi nasihat agar menjadi mahasiswa unggul dan kompetitif dengan tetap meningkatkn ibadah kepada Allah swt.
Sementara Dekan FST, Dr. Hasniah Aliah, M.Si. menyatakan pentingnya moderasi beragama dan peran mahasiswa sebagai agen dari penyebaran moderasi beragama ini.
“Webinar ini dilaksanakan dalam rangka implementasi SK Rektor mengenai kesadaran untuk menumbuhkembangkan moderasi beragama di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Mahasiswa berperan sebagai agen penyebaran moderasi beragama perlu mendapatkan pembinaan dan penguatan moderasi beragama. Insya Allah webinar moderasi beragama ini akan terus kami lakukan di lingkungan FST, baik di tingkat mahasiswa, tenaga kependidikan, maupun dosen”, ucapnya.
Sebelum acara ditutup Wakil Dekan III Dr. Aep Saepuloh, M. Si. menyampaikan penghargaan yang tinggi terhadap narasumber yang telah memberikan ilmu, pencerahan dan motivasi untuk mahasiswa. “Kegiatan pembinaan ini sangat penting agar pemahaman moderasi beragama di kalangan mahasiswa tidak menyimpang dan semakin cerdas dalam memfilter arus informasi yang semakin massif, karena itu pembinaan ini akan dilaksanakan rutin setidaknya tiap satu semester sekali”, ungkapnya*** rie