Oleh: Ahmad Rusdiana
Krisis lingkungan yang diakibatkan oleh manusia menjadi topik yang dibicarakan pada Konferensi PBB di Stockholm pada tahun 1972, peristiwa itu sekaligus oleh PBB ditetapkan Hari Peringatan “LINKUNGAN HIDUP SEDUNIA” selain itu adapula konferensi Tbilisi di Georgia 1997, dan konferensi PBB tentang lingkungan dan pembangunan yaitu UNICED (United Nations Confference on Environment and Development) atau The Earth Summit di Rio de Janeiro Brazil pada Juni 1992, dan di Johannesrsburg Afrika Selatan tahun 2002, dilakukan dengan tujuan menggugah kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup (Palmer dan Neal, 1994; McBridge et al, 2013, Muhaimin, 2015).
Isu masyarakat melek lingkungan kemudian ditandai kurangnya kesadaran masyarakat tentang lingkungan, topik ini bahkan untuk pertama kalinya menjadi perhatian internsional dan dibahas dalam Konferensi PBB di Stockholm pada tahun 1972 (Palmer dan Neal, 1994; Blessing, 2012; Yoon Fah dan Sirisena, 2014). Dari itu pula, keberadaan tema lingkungan dan manusia menjadi salah satu topik dalam pendidikan diawali oleh Paulo Freire dengan gerakan yang dikenal dengan ecopedagogy. Gerakan ecopedagogy ini merupakan pemikiran dari pedagogi kritis oleh Paulo Freire yang mengkritisi upaya dunia dalam menyelamatkan lingkungan untuk dijadikan salah satu topic dalam pendidikan (Freire, 2005; Muhaimin, 2015).
Cara pandang ini merupakan salah satu upaya untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh manusia yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu-isu permasalah lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan tiap-tiap individu untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lungkungan untuk kepentingan generasi sekarang sampai yang akan datang, untuk keberlanjutan kehidupan. Tujuan ini seperti yang terkandung dalam indikator-indikator manusia yang melek lingkungan atau memiliki environmetal literacy dalam tingkat yang baik. Ada beberapa pandangan para ahli yang menyikapi tantang melek lingkungan, diantaranya:
Pertama: Environmental literacy mengacu pada literasi tertentu yang menunjukkan adanya perilaku yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, akan tetapi secara teoritis environmental literacy mengacu kepada perbuatan atau tindakan yang kontinum, dimulai dengan kesadaran dan kepedulian dari masalah terkait lingkungan, adanya pemahaman tentang masalah lingkungan, dan akhirnya mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut (Ibrahim, 2010).
Kedua: Blessing (2012), bahwa environmental literacy bukan hanya sekedar pengetahuan tentang konsep lingkungan dan ekologi saja, akan tetapi didukung pula oleh keterampilan spesifik lainnya untuk mewujudkan yaitu sikap dan kepedulian terhadap lingkunan yang kontinum, sikap dan kepedulian terhadap lingkungan inilah yang kemudian menumbuhkan motivasi seseorang untuk mewujudkan perilaku peduli lingkungan.
Ketiga; Hines, et al (2004) mengidentifikasi empat komponen yang menunjukkan bahwa seseorang melek lingkungan, yaitu: (1) Pengetahuan tentang isu-isu lingkungan; (2) Pengetahuan tentang strategi tindakan yang khusus untuk diterapkan pada isu-isu lingkungan; (3) Kemampuan bertindak terhadap isu-isu lingkungan; (4) Memiliki kualitas dalam menyikapi serta sikap personalitas yang baik.
Keempat; Palmer dan Neal (1994) memfokuskan komponen environmental literacy pada dunia pendidikan ialah dengan mengembangkan kepekaan, kesadaran, pemahaman, pemikiran kritis dan memecahkan masalah keterampilan yang berhubungan dengan permasalahn lingkungan hidup serta pembentukan etika lingkungan. Komponen yang dirumuskan oleh Palmer dan Neal ini lebih memfokuskan pada keharusan peserta didik untuk melek lingkungan, sehingga komponen environmental literacy merupakan bagian dari proses pencapaian kompetensi. Palmer (1998) sendirinya mendeskripsikan dalam bentuk kompetensi environmental literacy yang harus dimiliki seseorang dalam beberapa aspek, yaitu: (1) Pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan pada tingkatan yang bervariasi dari lokal sampai global, baik terkait isu lingkungan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan keterkaitan manusia dengan lingkungan. (2) Keterampilan menemukan isu dan solusi terkait masalah lingkungan baik secara langsung ataupun dari pelajaran, keterampilan menentukan sikap atau pendekatan untuk solusi masalah lingkungan. (3) Berpartisipasi dalam pembuat kebijakan tentang permasalahan lingkungan dalam skala kecil atau besar dan berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan sebagai bentuk respon dan kepedulian terhadap lingkungan.
Dari kemiripan penjelasan Ibrahim dan Blessing, dapat dipahmi bahwa komponen environmental literacy ialah: (1) Adanya tanggung jawab terhadap lingkungan, (2) Adanya kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, (3) Adanya pengetahuan dan pemahaman terkait masalah lingkungan, serta; (4) Adanya tindakan yang berulang, barulah kemudian bisa dikatakan seseorang melek lingkungan. Sedikit berbeda dari penjelasan Hines mengenai komponen environmemtal literacy, dapat dilihat bahwa Hines lebih menekankan pada pengetahuan, tindakan, dan nilai baik yang dimiliki individu. Hines, Palmer dan Neal, tidak menyebutkan adanya sikap yang kontinum dalam mengaplikasikan environmemtal literacy.
(Wallahu A’lam Bishowab)
Penulis: Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search?q =buku+a.rusdiana +shopee&source (3) https://play.google.com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M