PARONGPONG, Ekpos.Com >> Adanya ancaman yang ingin mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) membuat para perwira tinggi alumni Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia terusik dan mencoba berkiprah.
Bahkan kelompok tersebut mengumandangkan bahwa khilafah akan tegak berdiri di tahun 2024 atau bertepatan dengan tahun pesta demorasi.
Khilafah adalah sebuah gerakan keagamaan yang dipahami sebagai konsep tentang kenegaraan yang berdasarkan syariat Islam dan pemimpinnya disebut Khalifah. Konsep tersebut mengandaikan seluruh dunia Islam disatukan ke dalam satu sistem kekhalifahan atau pemerintahan yang tunggal. Sistem khilafah mengklaim bukan sistem demokrasi, melainkan menerapkan sistem Ahlul Halli wal Aqdli.
Digagas oleh mantan Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charlian untuk bersilaturahmi besama para alumni Lemhanas, para pengusaha dan tokoh masyarakat untuk berkiprah dengan memberikan masukan ke pemerintah.
Acara tersebut dihadiri mantan Wakil Gubernur Lemhanas Marskal Madya Dede Rusamsi, Brigjen Pol Erwin Chara,Brigjen TNI Rusiadi, Brigjen TNI Junias Tobing, Irjen Tubagus Anis, Mayjen Rustana, Mayjen TNI Cucu (Wakil Ketua PSSI) dan Politisi yang juga aktor berkebangsaan Indonesia Budiman Sujatmiko. Sementara enam jenderal lainya tidak bisa hadir karena ada acara yang tidak bisa ditinggalkan.
“Kami berkumpul disini untuk membangun kesadaran adanya ancaman internal yang ingin mengganti ideologi negara kesatuan republic Indonesia. Kami mencoba Untuk merapatkan barisan, karena ini tidak bisa hanya ditangani pemerintah,” ungkap Anton sesuasi acara silaturahmi Alumni Lemhanas dengan para pengusaha Jawa Barat, di Green Forest Resort di Parongpong, Kauoaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (16/7/2022).
“Salahsatu kelompok yang punya power adalah para perwira tinggi dalam hal ini lemhanas yang dianggap jiwa nasionalnya ini sudah bulat ,”imbuhnya.
Ditegaskan Anton, walaupun posisinya sudah pension namun ia bersama teman temannya ingin terus berkiprah untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi NKRI walaupun
“Pangkat boleh tinggi, namun jika tidak bermanfaat bagi tanah air apa gunanya. Makanya kami ingin terus berkiprah sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan NKRI. Tapi tolong pertemuan ini jangan diasumsikan untuk kepentingan politik. Ini semata demi kepentingan NKRI,” tegasnya.
Tokoh masyarakat, yang juga mantan Gubernur Negara Islam Indonesia (NII) Wawan, membenarkan adanya Gerakan yang dilakukan untuk menegakan khilafah. Namun belakangan ia menyadari apa yang dilakukan ia dan teman-temanya tersebut salah dan Kembali ke pangkuan NKRI.
“Kami mohon maaf denga napa yang kami lakukan. Kami sadar dan akan mencoba untuk mengajak teman-teman yang lain Kembali ke pangkuan NKRI. Dan kami siap menjadi garda terdepan untuk menjaga NKRI,”ungkapnya.
Politisi handal Budiman Sudjatmiko mengapresiasi pertemuan tersebut, orang-orang pensiunan yang sudah tidak digaji oleh negara tapi masih menunjukkan kepedulian mereka tidak terbatas oleh jabatan, namun masih peduli untuk menegakkan nilai-nilai Pancasila.
“Cinta mereka pada Indonesia semata-mata hanya ingin melihat anak cucunya hidup di negara yang maju, damai tertib dan bertoleransi. Jadi anak-anak muda harus banyak belajar dari beliau-beliau ini,” kata Budiman Sudjatmiko seraya mengaku kalau dirinya juga banyak belajar semangat dan pertukaran ilmu dengan para jenderal tersebut.
Terkait adanya para mantan anggota dan gubernur NII yang kni sudah Kembali ke pangkuan NKRI, Budiman menyatakan dirinya sangat respek dan menghargainya.
“Mereka itu menarik lo, mereka pernah hidup dalam sebuah gerakan ingin menciptakan ingin menciptakan negara islam Indonesia. Namun akhirnya mereka sadar bahwa keislaman mereka hanya bisa tumbuh damai dengan baik dalam NKRI dan berdasarkan Pancasila. In ikan harus didengungkan dan Gerakan bapa-bapa dan ibu-ibu yang sudah senior ini harus didukung leh anak muda,”pungkasnya.
Mantan Wakil Gubernur Lemhanas Marskal Madya Dede Rusamsi menyambut acara yang digagas Anto Charlian tersebut. Ia berharap acara ini akan terus berkesinambungan sehingga ia bersama mantan Lemhanas ini bisa terus berkiprah meski sudah pension.
“Acara ini harus terus berjalan meskipun pada kesempatan ini masih ada yang berhalangan hadir. Semoga untuk yang akan datang bisa lebih banyak lagi yang hadir, sehngga kita masih terus berkiprah untuk NKRI,”ungkapnya.
Sementara Edi Sukamto pengusaha sukses asal Bandung mengakui kalau kehadiranya dalam acara tersebut ingin berkiprah untuk memberikan ide maupun gagasan yang bisa membantu pemerintah ke luar dari masa krisis. Sehingga bisa tetap memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Dalam kondisi tidak bekerja atau tidak punya pegangan hidup, biasanya aka mudah terpen garuh oleh ajakan yang mengarah ke hal-hal yang tidak baik termasuk ajakan dari kelompok tertentu. Kami juga ingin memberikan gagasan maupun ide yang bisa membantu pemerintah dalam mengatasi krisis ideologi ini,” terangnya.**