BANDUNG, Ekpos.Com >> Beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jabar diberikan mata pelajaran tambahan bahasa Jepang. Hal tersebut sengaja dipersiapkan agar lulusanya bisa kerja maupun magang di beberapa perusahaan di Jepang.
Kepala Disdik (Kadisdik) Jabar Dedi Supandi menuturkan, pihaknya telah bertemu langsung dengan sejumlah perwakilan perusahaan asal Jepang. Sejumlah perusahaan di Jepang membutuhkan tenaga kerja di berbagai sektor. Sedikitnya, ada 14 sektor yang bisa diisi oleh lulusan SMK Jabar.
“Mereka banyak membutuhkan tenaga kerja, saya lihat ada 14 sektor tenaga kerja yang dibutuhkan seperti sektor tenaga untuk di bandara, perusahaan makanan rumahan, layanan sosial, kesehatan, dan banyak lagi termasuk pertanian dan pelayaran,” kata Dedi ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (26/7/2022).
Dedi menyebut, pihaknya langsung melakukan pemetaan untuk SMK yang bisa memenuhi keinginan perusahaan di Jepang, termasuk kurikulum yang diterapkan di SMK sudah berdasarkan kebutuhan industri. Termasuk penambahan pelajaran Bahasa Jepang sebagai modal dasar komunikasi.
“Kami sudah menyiapkan SDM itu dalam kurikulum mitra industri yang sudah di pergubkan di tahun ini. SDM kami sudah siap. Tinggal mereka tindak lanjut untuk mengunjungi salah satu sekolahnya,” jelasnya.
“Kami memohon ada tambahan ekstrakulikuler bagi yang siap ke Jepang, di antaranya di pagi hari sebelu, masuk kelas dari jam 06.00 – 07.00 WIB itu ada penguatan bahasa Jepang dan dikenalkan juga budaya Jepang,” imbuhnya.
Terkat jumlah sekolah yang disiapkan untuk memenuhi kerja sama dengan Jepang ini, katanya, semua akan disesuaikan dengan peminatan dari SMK yang ada di Jabar. Diklaimnya, Disdik Jabar bisa membantu para lulusan SMK untuk bekera di Jepang.
“Kami tawarkan tadi dengan potensi yang ada. Misalnya ada SMK pertanian itu di daerah Cianjur dan Subang, ada pelayaran di Cirebon, ada SMK untuk penerbangan di SMKN 12 (Bandung). LUlusanya bisa kita bantu salurkan untuk beerja di Jepang,” kata dia.**