Refleksi Kesaktian Pancasila :  Membangun  Integritas,Komitmen dan Konsintesi Menuju Layanan Pendidikan Prima

Bandung,ekpos.com

Hari Kesaktian Pancasila memang tidak bisa dihapus dari peristiwa kelam tersebut. Dalam Gerakan 30 September 1965 oleh PKI, tujuh perwira TNI AD gugur. Hari Kesaktian Pancasila ditetapkan dengan Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967. Hari Kesaktian Pancasila diharapkan dapat menjadi pengingat akan daya perjuangan seluruh rakyat Indonesia sehingga pengkhianatan G30S/PKI yang akan menghancurkan Pancasila dapat ditumpas dan digagalkan.

Berikut Wawancara EKPOS.COM dengan Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN SGD Bandung, Prof.Dr.Ahmad Rusdiana, MM, via seluler,  Minggu, 2 September 2022

1.Mengapa harus diperingati Hari Kesaktian Pancasila?

Prosesi Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober ini diperingati untuk mengingatkan masyarakat tentang ideologi Pancasila yang tak bisa digantikan oleh paham apapun. Semasa Orde Baru, ada semacam ritual pengibaran bendera untuk mengumumkan peristiwa G30S dan Hari Kesaktian Pancasila. Pada 30 September, bendera setengah tiang. Sedangkan tanggal 1 Oktober, bendera secara penuh.

  1. Semangat apa yang bisa diambil dari hari Kesaktian Pancasila?

Sabtu, 1 Oktober 2022, kita melaksanakan upacara hari Kesaktian Pancasila sebagai wujud rasa simpati dan empati terhadap para korban. Banyak hikmah yang dapat diambil dari tragedi ini, salah satunya adalah kita dapat berperan mengisi dengan bekerja dengan semangat penuh integritas, konsistensi, dan komitmen . Sikap tersebut harus tumbuh dalam setiap aktivitas. Kita perlu menjadikan Keragaman sebagai sumber stimulasi mental untuk melakukan atau merasakan sesuatu, khususnya bekerja kreatif.

Pertama, Integritas adalah kejujuran dalam dunia kerja, termasuk mengakui dan mengubah kekurangan, dalam hal ini layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan. Integrasi memandu kita melaksanakan pekerjaan secara profesional. Wibawa pengajar tampak melalui layanan yang diberikan kepada perserta didik siswa mahasiswa.

Kedua, konsistensi suatu keadaan ketika seseorang atau suatu kelompok mampu bekerja bersama, saling menghormati satu sama lain, menghargai perbedaan, dan menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Menyelesaikan tugas transformasi ilmu dengan menciptakan hasanah layanan yang beragam di hadapan peserta didik atau di kelas dengan mendelegasikan tugas pengelolaan sesuai dengan keterampilan individu. Cambridge Dictonary mendefinisikan konsisten sebagai sifat yang selalu berperilaku atau terjadi dengan cara yang serupa. Karena dasar dari sebuah konsistensi yaitu kesadaran bahwa individu dan kelompok itu berbeda. Skill dan kompetensi yang beragam inilah yang punya potensi menciptakan layanan yang beragam dari layanan library loan, layanan corner, layanan co-working space, layanan museum,

Ketiga, Komitmen Komitmen memiliki arti luas. Secara definisi, istilah ini menggambarkan suatu pengabdian atau perjanjian pada diri seseorang suatu hal dalam jangka waktu yang lama. Dalam dunia kerja, komitmen adalah tanggung jawab diri kepada tugas yang diemban.

  1. Bagaimana nilai2 hari Kesaktian Pancasila bisa diimplementasikan dalam hidup

Pertama, Penerapan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa; Bintang emas merupakan simbol sila pertama dalam pancasila bunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila pertama sangat mengutamakan aspek ketuhanan dalam setiap segi kehidupan kita. Mengadung makna bahwa penerapan Pancasila, khususnya sila Ketuhanan yang Maha Esa, dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: (1) Memiliki satu agama dan menjalankan peribadatan dari agama tersebut. Kepemilikan terhadap agama tersebut harus diikuti dengan ketakwaan pada Tuhan: (2) garis agama dengan memperhatikan di sekitar dan tidak mengganggu kondisi dan kondisi di tengah masyarakat; (3) Menjaga toleransi atau saling hormat menghormati antara umat manusia agar mencapai kenyamanan dan kenyamanan bersama. (4) Saling bekerja sama antar umat beragama dalam hal yang bertujuan memajukan kepentingan umum, misalnya kerja bakti atau gotong royong di desa;

Kedua, Penerapan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; Rantai emas menjadi lambang dari sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mewakili keinginan Bangsa Indonesia untuk berada di posisi setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini. Hal itu, adat istiadat Penerapan Pancasila sila kemanusiaan yang adil dan beradab, dapat diimplementasikan untuk: (1) Menghargai perbedaan di tengah masyarakat yang terdiri dari banyak suku, agama, ras, dan adat.(2) Senantiasa menjaga adab atau kesopanan, kehalusan, dan budi pekerti kita dalam berbagai kondisi. (3) Tidak melakukan diskriminasi pada siapa pun. Diskriminasi yang dimaksud adalah membedakan-bedakan sesama warga negara, baik perbedaan karena tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, dan lain sebagainya. (4) Berani untuk menyampaikan kebenaran dan menegur kesalahan seseorang sesuai dengan adab yang berlaku di tengah masyarakat. dan (5) Menjaga keseimbangan dalam hal pelaksanaan hak dan kewajiban. Jangan sampai hak dan kewajiban kita mencederai hak dan kewajiban orang lain.

Ketiga, Penerapan Sila Persatuan Indonesia; Pohon beringin menjadi simbol sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Persatuan di antara rakyat Indonesia merupakan kekuatan dasar dalam mempertahankan keamanan dan pertahanan Indonesia dari ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri. penerapan Pancasila sila Persatuan Indonesia dapat dimplementasikan pada; (1) Cinta terhadap Tanah Air demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. (2) Mencintai dan mengonsumsi produk dalam negeri agar perekonomian menjadi lebih maju. (3) Mengutamakan segala kepentingan negara yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional Indonesia. (4) Berusaha untuk menghasilkan prestasi yang dapat membanggakan bangsa Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional. (5) peningkatan kreativitas dan inovasi dari diri sendiri untuk memajukan bangsa Indonesia.

Keempat, Penerapan Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat/Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan;Kepala banteng merupakan simbol sila keempat Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan”. Kepala banteng menjadi perumpamaan manusia dalam mengambil keputusan, yakni yang harus dilakukan secara tegas. Sila keempat juga dapat dikatakan mewakili semangat demokrasi yang menjadi bentuk pemerintahan Indonesia. Penerapan sila keempat, dapat diilplementasikan pada: (1) Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat untuk menyelesaikan setiap permasalahan dalam kehidupan kita, apabila hal tersebut berkenaan dengan kepentingan dua orang atau lebih. (2) Ikut serta dalam pemilihan umum dengan menggunakan hak pilih serta mengajak orang lain untuk menggunakan hak pilihnya. (3) Mencalonkan diri atau mengajukan seseorang untuk suatu jabatan tertentu sebagai salah satu jaminan demokrasi. (4) Tidak melakukan paksaan pada orang lain agar menyetujui apa yang kita katakan atau lakukan. Begitu pula sebaliknya, tidak ada yang dapat tanpa kehendaknya pada kita. (5) Menghormati hasil musyawarah sekalipun bertentangan dengan pendapat kita dan melaksanakannya dengan sepenuh hati. dan (6) Mengawasi dan memberikan saran terhadap pemeliharaan rakyat yang dilakukan oleh pemerintah.

Kelima, Penerapan Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia;Padi dan kapas menjadi simbol sila kelima atau terakhir, yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Adanya sila tersebut diharapkan dapat mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat. Di bawah ini beberapa contoh penerapan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: (1) Senantiasa berusaha sebaik mungkin untuk membantu orang-orang yang sedang dilanda kesulitan. (2) peningkatan kesadaran sosial dengan mengadakan kegiatan yang membantu sesama, seperti bakti sosial, donor darah, konser amal, dan lain sebagainya. (3) Berusaha untuk adil dalam aktivitas apa pun yang kita lakukan dan seperti apa saja orang yang kita hadapi. Jangan sampai kita memberikan perlakuan yang tidak adil pada siapapun. (4) Tidak mengganggu orang lain, apa pun yang sedang kita lakukan. Menegur siapa saja yang mengganggu masalah umum dan keamanan di tengah masyarakat. (5) Menghargai karya atau hasil ciptaaan orang lain. Hargai pula karya yang kita hasilkan sendiri. dan (6) Berani memperjuangkan keadilan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain dan membantu orang lain untuk memperjuangkan keadilan.

  1. Pesan moral apa yang bisa disampaikan kepada generasi muda, terkait Hari Kesaktian Pancasila?

Pancasila tak cukup diyakini sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia. Namun sangat penting untuk meyakini bahwa pancasila merupakan rahmat yang telah di ridhai oleh Tuhan yang Maha Esa sebagai dasar negara dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, setiap pemikiran dan perilaku yang berupaya menikung sedikit saja nilai-nila pancasila dapat dipastikan akan menimbulkan reaksi negatif masyarakat.

Kerja profesional yang berkomitmen akan terus melakukan inovasi agar eksistensi layanan yang diberikan kepada peserta didik terus berlanjut. Dengan pengembangan layanan yang berasas user oriented yakni layanan yang berbasis kebutuhan pengguna.

Pelayanan Pendidikan yang dibangun dari integritas, komitmen, dan konsistensi merupakan refleksi dari semangat kesaktian Pancasila. Tema yang disampaikan Presiden RI. Joko Widodo pada upacara peringatan hari nasional Kesaktian Pancasila “Bangkit bersama Pancasila” bisa menjadi pemantik bagi para pendidik untuk berkontribusi dalam menyebarkan informasi/transformasi ilmiah di bawah semangat ideologi Pancasila. Kesaktian Pancasila menjadi spirit bagi pendidik untuk berideologi Pancasila sehingga bisa terus berkomitmen, konsisten, dan berintegritas.***

Total
0
Shares
Previous Article

Dandim 0505/JT Pimpin Upacara Korp Prapot Kenaikan Pangkat

Next Article

Baru Pertama dan Jelang HUT Ke-77 TNI, Korem Gelar Kontes Kopi

Related Posts