Jakarta – ekpos.com – Ketua Dewan Pembina Laskar Ganjar – Puan (LGP), H. Mochtar Mohamad meminta Politik identitas yang mengarah ke politik Sara di Pilpres 2024 harus diantisipasi mengingat indikasi trend naik masalah ini terdeteksi dari survei SMRC.
Menurutnya, kalau mencermati survei SMRC periode Maret 2022 dan Agustus 2022 yang tayang beberapa jam lalu di Channel Youtube SMRCTV tentang Dukungan Calon Presiden Menurut Ideologi Islam vs Ideologi Pancasila
menunjukan Ideologi Islam 27,6% dan Ideologi Pancasila 59,8%.
Menurut Ideologi Islam vs Pancasila terhadap Capres Ganjar Pranowo Ideologi Pancasila 32% Ideologi Islam 26 %, Prabowo Subianto Ideologi Pancasila 32% Ideologi Islam 38%, sedangkan Anies Baswedan Ideologi Pancasila 23% Ideologi Islam 26%.
Dari 3 capres tersebut hanya Ganjar Pranowo yg didukung lebih besar dari Ideologi Pancasila.
“Dari data survei di atas yang berpotensi rentan politik identitas adalah Capres Anies Baswedan dan Capres Prabowo Subianto,” kata Mochtar Mohamad melalui keterangannya di Jakarta, Minggu (23 Oktober 2022).
Mochtar berpendapat beberapa langkah untuk menghindari politik identitas antara lain: Pertama, Capres/Cawapres minimal 3 pasang atau tiga poros. Poros Pertama PDI Perjuangan, Poros Kedua Gerindra PKB, Poros ketiga Koalisi Indonesia Bersatu terdiri Golkar, PAN, PPP ditambah satu partai lain.
Kedua, peran Presiden Jokowi untuk mereshuffle 3 menteri yang berasal dari Partai Nasdem, diganti dengan menteri dari PKS atau Partai Demokrat.
Ketiga, PDI Perjuangan memperbesar koalisi dengan Partai Islam.
“Tiga langkah di atas bisa mereduksi Politik Identitas yg mengarah ke perpecahan yang mengancam Ideologi Pancasila. Menurut penelitian Prof Saiful Mujani Politik Ideologi Islam mengarah ke Syariat Islam,” imbuh Mochtar. (Red).