BANDUNG, Ekpos.Com >> Mantan Wali Kota Bandung, Dada Rosada berjanji untuk terus berkiprah dan berbuar baik kepada warga Kota Bandung. Bahkan ia mengatakan, pintu ruimahnya senantiasa terbuka untuk menerima warga Kota Bandung, tanpa ada batas maupun kesenjangan sosial.
“Berbuat baik dan menjaga tali silaturahmi menjadi pedoman hidup saya. Karena dengan tetap menjalin silaturahmi, kita bisa saling membantu dengan sesama,”ungkap Dada dalam sambutanya saat dirinya didaulat menjadi Bapak Bandung dan Tokoh Sunda Jawa Barat oleh 28 elemen masyarakat, para tokoh, sesepuh dan ratusan warga yang hadir pada acara Saresahan di salahsatu hotel di kawasan Dago, Bandung, Kamis (9/3/2023).
Dada pun mengucapkan terimakasih atas anugerah dan kepercayaan masyarakat yang menjadikannya sebagai Bapak Bandung dan Tokoh Sunda Jawa Barat.
“Saya ucapkan termakasih, semoga yang hadir di sini selalu diberhahi dan diberikan kesehatan serta rizki yang melimpah oleh Alloh,”ucapnya.
Deden Rukman Rumaji salahsatu penggagas kegiatan tersebut menegaskan, pemberian anugerah terhadap Dada Rosada bukan karena jabatanya sebagai mantan Wali Kota Bandung. Ia lebih menilai kepada kiprah Dada yang sangat peduli terhadap berbagai sektor, baik sosial, budaya, ekonomi, pendidikan maupun pembangunan.
‘Saya sebagai penerima manfaat kebaikan Pa Dada. Beliaulah yang membantu saya untuk meneruskan pendidikan hingga tamat sarjana. Beliaulah yang menggembleng saya terjun ke dunia politik hingga saya bisa menjadi anggota DPRD Kota Bandung dan pernah menjadi Wakil Bupati Bandung. Dan saya yakin semua yang hadir di sini pernah menerima kebaikan Pa Dada,” ungkapnya.
Dalam acara tersebut juga menampilkan sejumlah nara sumber, di antara mereka ialah tokoh Sunda Popong Djunjunan, Rektor Universitas Islam Nusantara Prof Obsatar Sinaga, mantan birokrat Edi Siswadi, pemimpin forum ormas Islam, sejumlah tokoh organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.
Selain itu dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, Agama, Akademisi , Ketua DPRD Kota Bandung, Teddy Rusamawan, Mantan Kapolwiltabes yang sekarang menjadi Kapolresta, Jenderal Hendra Kurniawan, Ormas, serta ratusan masyarakat dari berbagai elemen.
Popong yang didaulat menyampaikan uneg-unegnya terhadap pola kepemimpinan di Kota Bandung dari masa ke masa, mengakui Dada membawa angin segar di bidang sosial dan kemasyarakaan saat menjadi wali kota periode 2003-2013.
“Pemimpin itu tidak sombong, mau mendengar keluhan masyarakat alias tidak budeg. Pemimpin juga harus terbuka, transparan, dan itu saya lihat ada pada diri Dada Rosada saat memimpin Bandung,” ungkap mantan anggota DPR RI lima periode itu.
Dia sepakat warga Kota Bandung membutuhkan pemimpin formal dan non formal. Dada pantas menjadi pemimpin non formal, tempat bertanya dan menampung keluhan warga.
Guru Besar Universitas Padjadjaran Prof Obsatar Sinaga mengakui sang birokrat tulen itu memiliki jejak baik di dunia pendidikan.
“Selama menjabat wali kota, Pak Dada memberikan banyak beasiswa untuk mahasiswa. Saya salah satunya dan banyak mahasiswa seangkatan saya yang tidak bisa melupakan Pak Dada.”
Pekerja Keras
Pada kesempatan itu, Edi Siswadi yang pernah menjabat Sekretaris Daerah Kota Bandung mengakui kinerja Dada Rosada sulit diimbangi anak buahnya.
“Bapak bekerja tanpa kenal waktu dan sepertinya tidak pernah lelah. Pernah satu kali setelah berkegiatan seharian, Pak Dada masih mengajak kami untuk rapat pada pukul 02.00 WIB, dinihari.”
Selama memimpin Kota Bandung, lanjut Edi, Dada Rosada tidak hanya bekerja di pagi hingga sore hari. Edi juga melihat setelah tidak menjadi pemimpin formal, pengakuan sebagai pemimpin non formal juga masih diberikan pada Dada Rosada.
“Sampai saat ini, rumahnya masih tidak pernah sepi dari kunjungan warga.”
Hal serupa juga diungkapkan nara sumber lain Noe Firman dari media, Ketua KNPI Kota Bandung serta sejumlah tokoh lainnya.
Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan sanagat mengapresiasi adanya kegiatan tersebut. Tedy menyebut sejauh ini keberadaan tokoh yang bisa menjadi panutan bagi masyarakat Kota Bandung memang sangat diperlukan.
“Warga Kota Bandung memang butuh sosok panutan yang mampu mengayomi semua elemen masyarakat. Dan Pak Dada dengan segala kiprahnya selama ini serta diusung oleh seluruh elemen masyarakat sangat pantas untuk menjadikan beliau sebagai Bapak Bandung. Jadi tidak ada alasan bagi kami (DPRD) untuk menolaknya,”ucapnya.
Acara saresehan dan dialog terbuka tersebut dipandu langsung oelh mantan anggota DPRD Kota Bandung Nanang Sugiri yang kemudian didaulat untuk membaca surat keputusan bersama tentang pemnganugerahan Dada Rosada sebagai Bapa Bandung dan tokoh Sunda Jabar,
Sekedar catatan, saat memimpin Kota Bandung, Dada Rosada meninggalkan banyak jejak pembangunan, diantaranya sebagai inisiasi pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Dada juga yang sukses menata kawasan bebas pedagang kaki lima.
Memang, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Dada juga terseret kasus suap yang melibatkan anak buahnya. Dia divonis 10 tahun penjara. Namun, pamor bapak tiga anak itu ternyata belum pudar. Saat bebas dari tahanan, tahun lalu, ribuan warga, ormas dan tokoh masyarakat menyambutnya. Kini, pria berusia 76 tahun ini dianugerahi masyarakat sebagai Bapak Bandung dan Tokoh Sunda Jawa Barat.**