Salinan dokumen surat perintah sebelas maret (Supersemar). Foto: public Domain.
Oleh : Widi
SURAT perintah sebelas Maret ( Supersemar) menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah di Indonesia yang terjadi pada tanggal 11 Maret 1966.
Surat yang dikeluarkan oleh Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno ini menjadi penanda peralihan kepemimpinan dari pemerintahan Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba), yaitu mengintruksikan Soeharto untuk mengatasi polemik yang terjadi saat itu.
Latar belakang Supersemar berhubungan erat dengan peristiwa G30S/PKI, terjadi pada tanggal 30 September 1965. hHal tersebut menjadi duka besar bagi bangsa Indonesia, karena mengakibatkan enam Jendral dan satu Perwira harus menjadi korban dan jenazahnya dipaksa masuk ke lubang buaya.
Pasca G30S/PKI tersebut melahirkan gerakan besar dari masyarakat yang mengnyongsong tiga tuntutan, salah satunya adalah pembubaran PKI (Partai Komunis Indonesia), gerakan Masyarakat tersebut dimotori oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).
Melansir dari laman Kemdikbud, Kamis (11/03/2023), pada saat itu keadaan politik di Indonesia pun semakin tidak menentu, krisis ekonomi sangat parah. Kesejahteraan rakyat pun semakin merosot, dan inflasi semakin laju pesat.
Selain karena keadaan Indonesia yang cukup parah, Soekarno pun dituduh tidak mengusut tuntas atas kejadian G30S/PKI dan tidak kunjung juga mengatasi krisis ekonomi negara yang sangat tidak stabi, hal tersebut menciptakan semakin besarnya gerakan unjuk rasa masayarakat yang ingin menghentikan kekuasaan Soekarno.
Akhirnya Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaannya kepada Jendral Soeharto dengan turunnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) karena tuntutan turun dari jabatannya oleh masyarakat dan lahir orde Baru.