Demak – ekpos.com – Indonesia merupakan negara yg terdiri dari beragam kebudayaan, suku, ras, agama dan lain sebagainya. Indonesia juga memiliki bermacam tradisi yang unik sampai sekarang masih dilestarikan, salah satunya adalah tradisi Apitan yang konon sudah ada sejak 7 abad yang lalu sejak mulai penyebaran Islam oleh Walisongo.
Jamus, salah satu Desa yang ada di wilayah kabupaten Demak menggelar Apitan yang menurut informasi panitia pelaksana, sudah sekian puluh tahun tidak digelar.
Apitan Desa yang mengambil tema “Merawat Tradisi, Bakti Ibu Pertiwi menuju Jamus Nyawiji Gemah Ripah Loh Jinawi”, dengan berbagai rangkaian acara.
Slamet R, selaku Ketua Panitia yang juga kebetulan Perangkat Desa Jamus menyampaikan, rangkaian kegiatan Apitan mulai Rabu jam 09.00 pengambilan air sumur-sumur paling tua di Desa Jamus, salah satunya sumur Masjid Jami’ Godo.
Setelah itu, jam 01.00 siang pembacaan Al-Qur’an 30 Jus Binadhor oleh seluruh Perangkat Desa dan tokoh-tokoh Desa Jamus, dilanjutkan ziaroh bersama-sama ke Makam Sesepuh Desa yang dianggap Bubak Yoso Desa di makam Simbah Mangun Taruno.
Setelah itu, dilanjutkan Kirab tumpeng dari Masjid Jami’ Baitul Hamid ke kantor Desa Jamus dan dilanjutkan Istighosah. Acara ditutup dengan penyiraman lahan pertanian dari air sumur-sukur tua Desa yang sudah dibacakan Al-Qur’an dan Istighosah bersama-sama Pemerintah Desa, tokoh masyarakat dan para petani.
“Alhamdulillah acara sukses, masyarakat antusias meski Apitan di Desa Jamus sekian puluh tahun tidak diadakan & baru sekarang diadakan kembali,” tutur Nur Azis, Ketua BPD.
“Merawat tradisi adalah bagian dari penguatan rasa nasionalisme kita kepada negara dan menyayangi lahan pertanian adalah bagian bakti kita terhadap ibu pertiwi,” tutur Rifai, Kepala Desa Jamus.
“Apalagi Indonesia kuat dikarenakan adanya pondasi yaitu tradisi, maka, tidak salah bagi kita sebagai anak bangsa nguri-nguri tradisi, Apitan adalah sebagai wahana pemrsatu warga dan sebagai ungkapan rasa sukur kita kepada allah swt,” imbuhnya. (Red).