Oleh: Djafar Badjeber (Pengamat Politik)
JAKARTA || Ekpos.com – Narasi persatuan sebelum Indonesia merdeka sampai saat ini tetap laris diucapkan. Bahkan untuk menegaskan narasi tersebut ditambah NKRI Harga Mati. Ini sebuah komitemen entitas bangsa dan negara Indonesia. Bahwa semua warga negara berjanji untuk menjaga NKRI. Ini bagus!
Tetapi dalam hal persatuan dan kesatuan, kita masih mudah diperdaya. Mudah terpancing, mudah marah, mudah bertindak, mudah ribut karena sesuatu yang belum jelas dan tidak diketahui. Ada stigma cara itu sebagai tindakan orang bodoh dan egois. Polarisasi seperti itu terlalu gampang terjadi di negeri kita. Apakah karena jumlah penduduknya begitu banyak, strata sosial yang jomplang, tingkat pendidikan atau superior suka, etnis dan agama?
Apabila kita amati resultante dari berbagai kejadian itu cukup signifikan. Meskipun tidak selalu “meledak’, cuma potensi kearah terganggunya tetap terbuka, hal ini menjadi bahaya laten.
Namun demikian, kita tetap berdoa dan berharap persatuan dan kesatuan Indonesia abiding (kekal, patuh, taat hukum).
Presiden terpilih Prabowo Subianto-pun berkali-kali mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu, kompak, rukun dan damai.
Presiden RI yang akan dilantik tanggal 20 Oktober 2024 ini telah memberi pesan kepada kita semua untuk bersatu. Beliau sadar bahwa populasi bangsa ini sangat besar, tidak ada cara lain kecuali kita harus bersatu. Tentunya ajakan ini hasil observasi diberbagai belahan dunia, dimana kadang terjadi “Perang Saudara” akibat ada yang tidak puas dengan pemerintah-nya karena macam-macam sebab dan alasan.
Belajar dari beberapa negara yang model pemerintahan Despotisme dan Kleptokrasi, tentu tidak diharapkan terjadi di Indonesia. Bila selama satu dekade ini pemerintahan Indonesia berbau Despotik dan Kleptokarsi, maka tentu kedepan akan lebih baik, demokratis, taat azas, taat hukum, menghormati HAM dan taat konstitusi. Nantinya masyarakat dapat melakukan Branchmark yang jujur dan adil atas kinerja dan kepemimpinan sebelumnya.
Saya teringat dengan kata-kata Matsuzaki, presiden Kushinryu Karate Dunia WKKO Word dua bulan lalu kepada saya “jika Indonesia mau maju kalian harus bersatu, kalau kalian tidak bersatu maka bangsa lain yang akan menikmati kekayaan alam Indonesia”.
Perlu diketahui bahwa Matsuzaki, Ph.D tinggal di Indonesia sejak tahun 1966 dan guru Karate di TNI dan beberapa tokoh besar Indonesai.
Jakarta Selatan, Jum’at 11 Oktober 2024