Jakarta – ekpos.com – Atmosfer Pendidikan selalu menarik apabila melihat sosok muda yang inspiratif dan berhasil memberikan tempat dan ruang pada kepentingan bersama.
Rektor Universitas Sahid sekaligus ketua dewan penguji, Prof. Dr. Ir. H. Kholil, M.Kom pada Program Pascasarjana Usahid, membacakan berita acara yang memutuskan Geofakta Razali lulus sebagai doktor setelah berhasi mengikuti sidang terbuka pada, Kamis (19/8/2021).
Geofakta berusia 29 tahun berhasil memperjuangkan disertasinya yang berjudul Pluralisme Moral (Analisa Kritis Teori Pengakuan Social Axel Honneth dalam seni Cross Dresser).
Dia berhasil memperjuangkan disertasinya atas banyak pertanyaan dan sanggahan dari dewan pengujinya antara lain, Prof. Dr. Ir. H. Kholil, M.Kom, Dr. Mirza Ronda, M.Si, Dr. Titi Widaningsih, M.Si, Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si, Dr. Mikhael Dua, MS, Dr. Alexander Seran, Dr. Umaimah Wahid, M.Si, Dr. Rahtika Diana, M.Si, serta dihadapan penonton sebanyak total 70 orang yang hadir melalui cara online dan offline.
Adapun kebaruan yang ditemukan merupakan sebuah alternatif masalah konflik sosial multikulturalisme dengan menawarkan pengakuan sosial adalah salah satu kompetensi komunikasi demi mewujudkan pluralisme moral, rasa hormat, dan solidaritas.
Geofakta berhasil melampaui komunikasi Habermas, dan Axel Honneth sebagai sebuah sumbangan pemikiran atas keilmuan komunikasi.
Promotor Dr. Mirza Ronda dalam pidato pengukuhan mengatakan bahwa, Geofakta adalah sosok nyata yang dapat memberikan contoh pada usaha milenial dalam menegakkan konsep ilmu dan praktis dapat berjalan beriringan.
Walau badan yang dipenuhi dengan tato, beewokan dan tindikan, dia menjadi anak muda yang dinamis, kritis, namun dapat berdiskusi dengan argumen dasar yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dia selama ini telah dikenal membawa pengaruh pada dunia Public Speaking, Digital Marketing, Marketing Communication, yang merupakan aset kemampuan strategis pada zaman postmodern ini.
Seperti halnya yang dia selalu bagikan dan memberikan influence melalui sosial media instagramnya yaitu @geofakta.
Dalam wawancara singkatnya, Geofakta mengucapkan bahwa, gelar Doktor tidak ada artinya.
Lebih dari itu, do’a orang tua, Bapak Alnova Sonta Mega dan Ibu Zairasmita, serta menikmati segala proses adalah hal yang merupakan berkat tak terhingga dalam selalu memperoleh pengembangan diri, kebaikan, dan mencari falsafah hidup.
Komunikasi baginya merupakan kebebasan berpikir disaan era persepsi menandingi prestasi, namun tanggung jawab dari argumen komunikasi, harus berlandaskan keilmuan yang tepat dan berdasar. (Red).