Jakarta – ekpos.com – Sesuai dengan undang-undang No 7 tahun 2017, maka Pilpres akan dilaksanakan pada tahun 2024 dan serentak bersamaan dengan pemilihan legislatif.
Mantan Ketua Umum Laskar Jokowi, H. Mochtar Mohamad menuturkan, syarat untuk dapat mencalonkan presiden (presidential trheshold)
adalah 115 kursi di DPR RI. Saat ini hanya PDI Perjuangan yang memiliki syarat lebih dari cukup untuk mencalonkan sendiri, yakni 128 Kursi DPR RI. Hal ini berarti akan terjadi beberapa poros koalisi lain di Pilpres tahun 2024.
Menurutnya, ada beberapa poros yang akan mengusung pasangan presiden dan wakil presiden pada 2024 mendatang.
Pertama, Poros Teuku Umar, Megawati Soekarnoputri. PDI Perjuangan memiliki 128 Kursi DPR Ri dan bisa mencalonkan pasangan Presiden dan Wakil Presiden sendri tanpa koalisi. Partai yang bisa mungkin bergabung dengan PDI Perjuangan adalah (Partai Partai koalisi pemerintahan Jokowi yang tidak mencalonkan kadernya pada Pilpres nanti.
“Sedangkan Capres yang mungkin muncul dalam poros ini adalah Ganjar Pranowo dan Puan Maharani,” ujar Mochtar melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (20/11/21).
Kedua, Poros Hambalang, Prabowo Subianto. Partai Gerindra memiliki 78 Kursi DPR RI, yang artinya belum cukup untuk mendapatkan tiket pilpres di tahun 2024. Gerindra membutuhkan rekan koalisi untuk melengkapi tiket menuju Pilpres 2024.
“Bisa saja rekan Koalisi itu jatuh pada Partai Golkar yang memilik 85 Kursi di DPR RI. Sedangkan calon yang mungkin akan muncul adalah Prabowo Subianto, Sandiaga Uno dan Airlangga Hartarto,” terangnya.
Ketiga, Poros Cikeas, SBY. Partai Demokrat dangan 54 Kursi DPR RI belum cukup untuk mendapatkan tiket Pilpres. Besar kemungkinan akan menarik partai oposisi lainnya, yakni PKS dengan 50 Kursi DPR RI. Akan tetapi Demokrat dan PKS juga masih belum memenuhi syarat, setidaknya membutuhkan satu partai lagi untuk bergabung agar cukup mendapatkan tiket pilpres.
“Besar kemungkinan, Nasdem bisa saja tertarik bergabung dengan poros Cikeas ini. Nama-nama yang muncul dari poros Ini adalah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Salim Assegaf, Ahmad Syaikhu dan Anies Baswedan,” bebernya.
Ia menambahkan, Partai yang tersisa dan belum terpolarisasi dalam 3 poros ini adalah PKB dengan 58 kursi DPR RI, PAN dengan 48 Kursi DPR RI dan PPP dengan 19 Kursi DPR RI.
Ketiga partai Ini besar kemungkinan akan melihat trend kandidat di 3 poros tersebut. Akan tetapi bisa saja tercipta poros keempat, karena partai – partai akan memaksakan kadernya untuk nyapres.
“Partai partai tersebut akan berebut dampak ekor jas dari Partai yang memilki kader dalam pemilihan presiden, yang mana akan berpengaruh terhadap perolehan suara partai tersebut di legislatif,” pungkasnya. (Red).