MANDAILING NATAL II || Ekpos.com – Calon Bupati (Cabup) nomor urut 1 Kabupaten Mandailing Natal (Madina), H Harun Mustafa Nasution memberikan klarifikasinya atas laporan terhadap dirinya yang dituding memberikan surat keterangan palsu.
Dan diketahui, tudingan ini didasari oleh penggunaan Ijazah SMA Negeri 1 Panyabungan yang digunakan Harun saat mendaftar ke KPU Madina mencalon Bupati Madina 2025-2030.
H. Harun Mustafa Nasution yang tiba di kantor Bawaslu Madina sekira pukul 14.30 wib, bersama teman-teman sekolahnya ini untuk memberikan klarifikasi atas tudingan yang dilaporkan oleh Henri Husein Nasution.
“Saya datang untuk memberikan klarifikasi. Saya bersama sahabat-sahabat saya ketika bersekolah. Saya memang sejak kelas satu SMA bersekolah di SMA Williem Iskandar Tano Bato. Namun, kelas 2 saya pindah ke Panyabungan, tepatnya SMA Negeri Panyabungan,” ungkap Harun usai memberikan klarifikasi kepada Bawaslu Madina, didampingi sahabat-sahabat sekolahnya melalui keterangan, Selasa (12/11/2024).
Harun tak menampik adanya laporan ini, politisi partai besutan Prabowo Subianto ini menyebutkan bahwa, laporan yang ditujukan kepadanya memberikan semangat baru untuk dirinya agar masyarakat Madina juga bisa paham dan lebih mengenal dirinya.
Semua ada hikmahnya, dari pencalonan ini akhirnya ia mengaku bisa kembali bertemu dan mengumpulkan sahabat-sahabat sekolahnya sewaktu di bangku SMA dulu.
“Setidaknya 39 tahun kami berpisah, akhirnya dengan perhelatan ini bisa bersilaturahmi kembali. Semoga perjuangan ini memberikan berkah untuk perubahan di Madina yang kita sayangi,” tutur Harun.
Tampak ada dua sahabat sekolah SMA Harun yang turut memberikan klarifikasi ke Bawaslu Madina yakni Hasyim dan Hakimah.
Hasyim yang merupakan teman sebangku dari Harun yang juga turut memberikan klarifikasi, menyatakan sejak kelas 2 SMA semester pertama, Harun merupakan teman yang baik di SMA Negeri Panyabungan.
“Harun adalah teman sebangku saya ketika kelas 2 SMA. Harun dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah. Murah senyum dan selalu senang bercanda dan suka menolong teman,” ujarnya.
Karena itu, imbuhnya, saya merasa terpanggil ketika ada yang mengatakan Harun bukan alumni SMA Negeri Panyabungan.
Sementara itu, Hakimah juga menjelaskan bahwa, dirinya merupakan teman satu sekolah Harun. Bahkan dia pun mengatakan, dirinya dan Harun selalu bersama-sama naik angkutan kota (angkot) ketika pergi dan pulang sekolah.
“Harun ini teman sekolah saya. Ketika Ebtanas dulu, Harun duduk di belakang bangku saya. Saya dari Kayu Laut dan Harun dari Purba. Kami selalu sama satu angkot,” terangnya.
Hakimah pun menguraikan, tadi saat memberikan klarifikasi sudah disumpah untuk memberikan klarifikasi ataupun kesaksian bahwa Harun memang bersekolah dan tamat di SMA Negeri 1 Panyabungan.
Disampaikan Hakimah yang juga merupakan warga Kayu Laut. Dirinya meluangkan waktu untuk memberikan klarifikasi untuk Harun langsung terbang dari Jakarta walaupun dalam keadaan berduka.
“Kebetulan saya ketika mendengar adanya laporan ini, saya pun langsung terbang dari Jakarta. Walaupun saat ini dalam suasana berduka. Karena Harun dari sejak sekolah dulu, sudah dikenal baik dan dermawan,” ungkap Hakimah. (Red).