Semarang – ekpos.com – Jelang satu hari pembukaan tahun ajaran baru 2021-2022 (Senin,12-Juni-2021), dunia pendidikan masih diselimuti kekhawatiran dan ketidakpastian ditengah pemberlakuan PPKM Darurat.
Hal itu mendorong ketua PW. PGSI (Persatuan Guru Seluruh Indonesia) Provinsi Jawa Tengah, H. Muh.Zeen, Adv, M.Si melaksanakan diskusi mencari rumusan model pembelajaran yang tepat, dalam acara NGOBRAS (Ngobrol Santai) dengan tema “PERSIAPAN PEMBELAJARAN DI ERA PANDEMI”.
NGOBRAS santai yang dimoderatori oleh M. Noor Salim dengan Host Muhajir, dalam bentuk Virtual Zoom Meeting diikuti oleh 35 Ketua PD. PGSI Kabupaten/ Kota se-Jawa Tengah, berlangsung 1,5 jam mulai pukul 19.30 sampai pukul 21.00 Wib, Jum’at (9/7).
Dalam paparannya, Muh Zeen menyampaikan bahwa, dalam kondisi apapun, guru harus siap selalu untuk mentransfer ilmu dan akhlaq kepada siswa,” kata Zeen yang juga Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah.
Lebih lanjut, politikus PKB tersebut juga mengingatkan kepada pemerintah, agar situasi Pandemi jangan sampai menghilangkan hak-hak dasar siswa untuk tetap mendapatkan Pendidikan yang Layak, Baik, serta Berkualitas.
“Selaku ketua PW. PGSI maupun Anggota Dewan Komisi E Bidang Pendidikan, saya berharap kepada pengambil kebijakan, jangan sampai karena alasan Pandemi, hak-hak dasar Pendidikan yang harusnya didapatkan oleh siswa menjadi terabaikan bahkan hilang,” jelas Zeen.
Untuk itu, Kemendikbud dan Kemenag harus terus berkolaborasi bagaimana agar pendidikan yang Berkualitas dan Baik, tetap bisa diberikan ke siswa, baik tingkat Paud, Dasar dan menengah, karena merekalah Generasi Pelurus Bangsa, jangan sampai berubah menjadi Lost Generation, tambah Zeen.
*DARING BISA UNTUK PENGAJARAN, NAMUN TAK BISA UNTUK PENDIDIKAN*
Pada sesi diskusi, beberapa peserta NGOBRAS, menyampaikan banyak hal, diantaranya:
1. Dari ketua PD. PGSI Semarang, Kiyai Isro’i pengasuh Pontren Darussalam Ungaran:
– Terobosan yang dapat diterapkan dilingkup Pesantren/ Asrama berupa Blanded- Learning dengan sistem klasikal.
– Model Daring hanya bisa untuk Pembelajaran, namun tidak bisa untuk Pendidikan utamanya pembentukan Akhlaq dan Karakter. Karena membentuk Karakter harus bertemu dengan contoh serta praktik langsung.
2. Dari PGSI Solo Raya, Muyassaroh:
– Sebagian orang tua siswa enggan membayar iuran sekolah, karena mereka merasa tidak ada sekolah, masih dampingi anak belajar, keluar uang beli paketan, tidak bisa bekerja.
– Beberapa anak tidak punya HP sendiri, saat jam sekolah HP dibawa orang tua bekerja.
3. PD.PGSU Pati, Ani Puji dan Kurniawan:
– Semua orang tua siswa di RA. Nurul Ilmi minta PTM, karena mendidik anak usia dini tidak bisa melalui daring, terlebih sebagian orang tua harus bekerja, maka jika daring tidak bisa dampingi anak dirumah.
4. PD.PGSI Demak, Rikhwan, Pramuji dan Kholid guru SD/ MI.
– Luring Prokes ketat. Karena Daring tidak efektif, maka diberlakukan Luring sift per hari. 50 persen masuk, 50 persen mengerjakan tugas dirumah. Dengan demikian tiap siswa masuk 3 hari dalam seminggu.
Selanjutnya, dalam closing statement, Muh Zeen menyampaikan, Corona itu memang ADA, maka Kondisi Pandemi Corona memaksa kita agar terbiasa untuk beradaptasi dengan Virus dalam segala bidang, terutama bidang Pendidikan. Jangan pernah berhenti untuk berinovasi bagi Pendidikan Anak Bangsa, tutup ketua PGSI Jawa Tengah.
Tepat pukul 21.00 Wib. Acara NGOBRAS diakhiri dengan lantunan Sholawat “Tibbil Qulub” Munajat kepada Allah SWT, agar Corona bisa segera reda. (Red).