Oleh A. Rusdiana/Editor A. Bahrun Fifa’i
Sabtu 25 Februari 2023 UIN Sunan Gugung Djati Bandung menggelar acara Wisuda yang Ke 90., bertempat di Aula Utama Gedung Musadadiyah dihariri oleh 1000 wisudawan/ wisusawati, dan 1000 para orangtua, para Guru Beras Senat Universitas dan para Pejabat terkait lainnya. Tak terbayangkan luapan kegemiraan mereka. Memang Wisuda adalah momen penting dalam kehidupan anak-anak mereka yang menunjukkan bahwa mereka telah menyelesaikan pendidikan mereka untuk bekal siap memulai babak baru dalam hidup mereka. Wisuda juga mengisyaratkan bahwa anak-anak mereka telah mencapai suatu penawaran dan telah bekerja keras untuk mencapai tujuan mereka. Karenanya, hampir semua orangtua akan merasa bahagia dan bangga memiliki anak yang mereka diwisuda. Terbih wisudawan/i-nya, mereka bangga telah dapat mempersembahkan persembahan mereka kepada orang tua, keluarga, dan semua orang yang telah mendukung mereka selama proses pendidikan. Namun mereka terkadang lupa dan tak sadar memikirkan bagaima stelah di Wisuda? Itulah yang menjadi tantangan kedepan bagi para wisudawan terlebih mereka dihapkan pada era yang menantang dan penuh ketidak pastian.
Wisuda ke-90 UIN Bandung, mengusung tema “ Menuju Peradaban Emas Melalui Kemurnian Intelektual dan Kebajikan Perilaku ”, mengandung makna penting tentang bagaimana para alumni diharapkan mempersiapkan diri untuk menjadi bagian dari masyarakat yang lebih baik dan berkontribusi dalam menciptakan peradaban emas. Pada akir sambutannya Ketua Senat UIN Bandung Prof. Dr. H. Nanat Fatah Nasir, MS menambahkan dengan ucapan selamat kepada wisudawan/i dengan ungkapan pantun “Ikan belanakan ikan peda asal jangan buaya
Kalo memang demikian adanya, lantas apa dan bagaimana Sikap Alumni stelah di Wisuda? Berikut adalah beberapa cara bagaimana alumni dapat menyikapi tema ini:
Pertama: Meningkatkan Pendidikan dan Pemahaman: Alumni harus terus meningkatkan pendidikan dan pemahaman mereka tentang isu-isu sosial dan kemanusiaan yang relevan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, alumni dapat berkontribusi pada penciptaan peradaban yang lebih baik melalui tindakan yang tepat.
Kedua; Berkontribusi pada Masyarakat: Para alumni diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di sekitar mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membantu orang lain yang membutuhkan, mengembangkan program sosial yang berguna, dan berpartisipasi dalam kegiatan yang positif untuk masyarakat.
Ketiga: Berperilaku Baik: Sebagai bagian dari tema “kebajikan perilaku”, alumni diharapkan untuk menunjukkan sikap yang baik dan etis dalam semua tindakan mereka. Hal ini termasuk menjaga integritas, berlaku adil, dan bertindak dengan kejujuran dan transparansi.
Keempat: Menjadi Teladan: Alumni harus berusaha menjadi teladan bagi orang lain di sekitar mereka. Dalam hal ini, mereka dapat menjadi inspirasi bagi orang lain untuk menjadi lebih baik dan berkontribusi pada masyarakat.
Kelima:Model Pemikiran Kritis: Untuk mencapai peradaban emas, alumni diharapkan mengembangkan pemikiran kritis. Dengan cara ini, mereka dapat mengidentifikasi masalah yang perlu diselesaikan dan merumuskan solusi yang efektif. Keenam: Mempertahankan Intelektualisme: Sebagai bagian dari tema “kemurnian intelektual”, alumni diharapkan untuk mempertahankan intelektualisme mereka dan terus belajar dan berkembang. Ini dapat dilakukan dengan cara terus membaca, mengikuti pelatihan dan seminar, dan mengikuti kegiatan akademik dan sosial.
Pada akhirnya, sikap kegembiraan para wisudawan pada hari wisuda sejatinya dipenuhi dengan kebahagiaan, kebanggaan, syukur, dan optimisme untuk memulai babak baru dalam hidup mereka. Semua ini harus diiringi dengan kesadaran bahwa mereka memiliki tanggung jawab besar untuk mengabdikan diri dan berkontribusi pada masyarakat dan bangsa. Bukankah Al-Ghazali pernah berpesan? bahwa proses pencapaian kebahagiaan manusia melalui empat tahapan, yaitu pengetahuan tentang diri, pengetahuan tentang Allah, pengetahuan tentang dunia, pengetahuan tentang akhirat, dan tujuan akhir adalah kecintaan kepada Allah. Langkah inilah yang akan membimbing dan mengantarkan manusia menuju kebahagiaan sejati. Adapun tujuan akhirnya adalah kecintaan kepada Allah Swt (ma’rifatullah ).
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan; Penulis buku: Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen. Manajemen Kewirausahaan Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket AB C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Kabupaten Panawangan. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/search? q=buku+a. rusdiana+shopee&sumber (3) https://play. google.com/store/books/author?id.